Caving di Kampung Laut Monday, October 13, 2014 Kampung Laut Caving Bagi anda yang menyukai wisata petualangan [Adventuring] "Kamla Ecotourism" memberikan layanan wisata petualangan berupa caving [menjelajah goa], kampung laut memiliki banyak goa yang dapat anda nikmati sebagai suatu perjalanan petualangan. beberapa goa yang anda dapat kunjungi di KampungLaut diantaranya: Goa Pawon Goa Ronggeng Goa Payung Goa Masigit Sela Goa Maria Goa Putri dll Caving trip ini ada beberapa pilihan sesuai dengan keinginan anda: Adventure Caving Untuk paket adventure kami akan membawa anda bertualang melakukan kegiatan caving dengan memasuki goa-goa yang tentunya memiliki tantangan untuk dapat menikmati keindahanya. disini kita akan memasuki sebuah goa yang terbentuk dari aliran air sungai menembus bukit selama kurang lebih 45menit, disini kami hanya melayani tamu yang sudah terbiasa dengan kegiatan caving [advance caver], setelah itu kita akan melihat kedasyatan jejak bencana alam di goa Payung dan kemudian akan menuju Goa Pawon, sebuah goa alam yang masih perawan dengan keindahan interiornya yang luar biasa, dengan jenis batuan yang unik dan gemerlap apabila terkena sinar lampu Adventure caving ini diperuntukan untuk mereka yang sudah terbiasa dengan petualangan goa. Tour Caving Perjalanan caving yang satu ini diperuntukan untuk semua umur, karena kita hanya akan mengunjungi tempat-tempat wisata goa yang sudah biasa dikunjungi oleh para pengunjung dan tidak ada unsur tantangan yang berbahaya sehingga dapat anda nikmati bersama seluruh anggota keluarga Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi kami. Kampung Laut Caving Bagi anda yang menyukai wisata petualangan [Adventuring] "Kamla Ecotourism" memberikan layan... Read More
Mangrove Boating MANGROVE BOATING [Susur Hutan Mangrove menggunakan Perahu] Mungkin masih banyak yang belom mengetahui tentang kebanggaan Negeri, bahwa habitat mangrove terbesar di ASIA adalah berada di daerah ini, Kampung Laut. Kami dari kelompok masyarakat pengelola wisata "Kamla Ecotourism" mengemas perjalanan menjelajah hutan mangrove ini menjadi sebuah perjalanan wisata yang sangat menarik, dalam perjalana wisata ini selain anda dapat menikmati indahnya taman mangrove yang berada di area Kampung laut, anda juga dapat melihat berbagai macam binatang yang menjadi penghuni hutan mangrove ini, seperti: monyet, burung, berbagai jenis hewan pemangsa ikan dan lain sebagainya yang dapat anda nikmati dalam perjalanan ini. Perjalana ini dapat anda nikmati selama beberapa jam dengan fasilitas perahu+pengemudi, tour guide yang mengenal baik tentang mangrove. ada dua jenis perjalanan "Mangrove Boating"yang kami sediakanmenurut waktunya: Sunrise Boating : Waktu: Pagi hari start sekitar jam 5 pagi durasi 2 Jam [dua jam] Trip: Menyaksikan Moment Matahari terbit diatas air segara anakan dan menyaksikan betapa indahnya alam saat saat semua makhluk hidup mengawali aktifitasnya. Sunset Boating: Waktu: Sore hari start sekitar jam 4 sore, durasi 2 Jam [dua jam] Trip: Menyaksikan Moment Matahari tenggelam diatas air segara anakan dan menyaksikan exotisme segara anakan di sore hari, dimana [apabila anda beruntung] ribuan burung pulang ke kandang [hutan mangrove] setelah melakukan aktifitas harian mereka. MANGROVE BOATING [Susur Hutan Mangrove menggunakan Perahu] Mungkin masih banyak yang belom mengetahui tentang keban... Read More
Potensi Wisata Kampung Laut Indahnya Taman Mangrove Kampung laut memiliki daerah yang penuh dengan Hutan Payau/mangrove, dimana habitat mangrove yang ada dikampung laut memiliki habitat terbesar di ASIA. hal ini menjadikan kampung laut merupakan salah satu area yang menjadi penopang kehidupan didunia dengan mangovenya.Seperti kita ketahui bersama bahwa hutan payau memiliki banyak fungsi untuk mensupport kehidupan makhluk hidup, berikut beberapa fungsi hutan mangrove :1. Memproduksi oxigen2. Menyerap Karbon Dioksida3. Menyerap dan menetralisir pencemaran air.4. Menetralisir air garam dari lautan sehingga tidak mencemari sumber5. Menjadi tempat pemijahan/perkembang biakan hewan air dan menjadi sumber produksi bibit ikan/udang/kepitingdan masih banyak fungsi lainya termasuk sebagai tempat wisata dan belajar.Silahkan datang dan nikmati keindahanya bersama Eko Wisata Kampung Laut. Indahnya Segara Anakan Segara anakan merupakan muara bertemunya aliran-aliran sungai yang berada di daerah Cilacap bagian barat hingga ke perbatasan Jawa Tengah - Jawa Barat. Segara anakan merupakan tempat berkembang biaknya/pemijahan biota air, seperti: ikan, udang. kepiting dll. Disinilah terlahir milyaran bibit ikan. Goa-Goa Alam yang Masih Perawan Wisata goa di Kampung Laut merupakan wisata yang paling digemari, baik dengan tujuan spiritual maupun tujuan wisata alam, goa di Area kampung laut yang berjumlah ratusan menjadi object yang sangat menarik untuk dicoba, beberapa goa telah dinyatakan aman dan dapat dinikmati oleh wisatawan.Dengan stalagtit dan stalagmit yang unique dan menarik akan memanjakan anda para pecinta wisata caving. Jangan bilang dari Kampung Laut kalo belom masuk menyambangi goa-goa indahnya..... Pantai Pasir Putih Pantai Pasir putih yang membentang kurang lebih 3,5KM akan memanjakan anda deengan pemandangan alamnya yang menakjubkan, disinilah anda akan beristirahat setelah menikmati Paket2 wisata kamiPantai yang tersembunyi ini telah di kenal masyarakat manca negara dengan sebutan "Paradise Beach", sebuah nama yang akan membuat penasaran siapapun yang mendengarnya "Pantai Syurga" Air Terjun Kali Jati Air terjun menawan berada didekat pantai dengan air jernihnya akan memanjakan anda dalam menikmati kedamaian didalam rimba...Air terjun Kalijati terdiri dari beberapa air terjun kecil yang cantik dan berakhir pada sebuah air terjun tinggi ditengah belantara, tempat ini cocok untuk anda yang menyukai petualangan rafting karena tracknya cukup menantang Indahnya Taman Mangrove Kampung laut memiliki daerah yang penuh dengan Hutan Payau/mangrove, dimana habitat mangrove yang ada dika... Read More
Sejarah Kampung Laut Kampung Laut adalah sebutan untuk seluruh pemukiman yang berada di Segara Anakan, yaitu kawasan perairan yang terletak di antara daratan Cilacap sebelah Barat dengan Pulau Nusakambangan. Sejarah Kampung Laut Menurut cerita rakyat yang sampai sekarang masih dipercaya kebenarannya oleh masyarakat setempat. Penduduk asli Kampung Laut adalah anak keturunan dari para prajurit Mataram. Para prajurit Mataram pada waktu itu datang ke daerah Kampung Laut untuk mengamankan daerah perairan Segara Anakan dari gangguan bajak laut orang Portugis. Para prajurit itu dipimpin oleh empat orang wiratamtama, yaitu yang bernama Jaga Playa, Jaga Praya, Jaga Resmi dan Jaga Laut. Berkat kesaktian dari para wiratamtama itu maka perairan Cilacap dan Segara Anakan akhirnya aman, bebas dari gangguan bajak laut. Setelah keadaan aman, ternyata para wiratamtama dan anak buahnya itu tidak mau kembali ke pusat kerajaan Mataram, melainkan tetap tinggal di kawasan Cilacap dan sekitarnya misalnya Jaga Playa dan Jaga Praya kemudian bermukim di daerah yang sekarang disebut Klapalima, sementara itu Jaga Resmi dan Jaga Laut memilih tinggal di Pulau Nusakambangan. Jaga Resmi bermukim di daerah yang kini disebut Legok Pari, sedangkan Jaga Laut bertempat tinggal di Gebang Kuning atau yang sekarang lebih dikenal dengan nama Kembang Kuning. Ketika supremasi Kerajaan Mataram makin melemah dan akhirnya dikuasai oleh pemerintah Hindia Belanda, banyak daerah yang tadinya merupakan daerah kekuasaan Mataram, beralih menjadi kekuasaan Hindia Belanda. Demikian Cilacap dan Nusakambangan waktu itu juga di bawah kekuasaan Pemerintah Hindia Belanda dipilih untuk pembuangan orang-orang yang dianggap melanggar hukum dan kekuasaan pemerintah Hindia Belanda. Para narapidana yang ada di Nusakambangan waktu itu belum diurus dengan baik oleh pemerintah Hindia Belanda, sehingga tidak sedikit dari mereka yang mengganggu penghuni-penghuni Pulau Nusakambangan sebelumnya, yaitu anak-anak keturunan Jaga resmi dan Jaga Laut dan anak buahnya. Karena itu mereka lalu menyingkir dari Pulau Nusakambangan, dan membuat rumah-rumah tempat tinggal mereka di laut Segara Anakan. Di Segara Anakan ini kemudian berdiri kelompok-kelompok pemukiman yang berupa kumpulan rumah tinggal, rumah tinggal yang berujud rumah panggung. Sejalan dengan perkembangan jaman, masing-masing kelompok perumahan itu makin berkembang, sehingga akhirnya membentuk sesuatu kampung. Kampung-kampung seperti itu tersebar di kawasan Segara Anakan. Karena kampung-kampung itu berada di perairan laut ( Segara Anakan ), maka kemudian disebut Kampung Laut. Nama lain dari Kampung Laut adalah Bejagan atau Pejagan. Nama ini juga terkait dengan cerita diatas, bahwa Segara Anakan adalah tempat para prajurit kerajaan Mataram melakukan penjagaan agar daerah ini aman, bebas dari gangguan para bajk laut. Pada masa kemerdekaan, beberapa perkampungan yang saling berdekatan bergabung menjadi suatu kelurahan atau desa. Secara administratif Kampung Laut sekarang terbagi menjadi tiga wilayah desa, yaitu Ujungalang, yang terletak di Selatan, Ujunggagak atau Karanganyar disebelah barat dan Panikel yang berada di Sebelah Utara. Hingga tahun 1970 an sampai awal tahun 1980 an rumah-rumah tempat tinggal di Kampung Laut masih berupa rumah panggung. Rumah-rumah itu wujudnya seperti rumah-rumah Jawa pada umumnya, yaitu berbentuk segi empat dengan atap model Kampung Srotong atau Limasan, dibangun di atas tiang-tiang kayu tancang. Tinggi tiang-tiang penopang ini berkisar antara 4 hingga 7 meter, yang ditancapkan ke dasar laut pada waktu air surut. Kerangka rumah umumnya terbuat dari kayu tancang, yang waktu itu mudah didapat di hutan-hutan bakau. Ada juga yang menggunakan balok atau papan kayu laban atau jenis kayu yang lain yang dapat diperoleh dari Nusakambangan. Lantai dan kerangka atap (kaso dan reng) umumnya juga dari kayu tancang, yang berukuran kecil dan lurus-lurus. Dinding rumah cukup bervariasi. Ada yang terbuat dari papan kayu atau gebyok, ada yang terbuat dari bamboo yang dianyam, atau ada pula yang berupa welit atau kajang, yaitu anyaman daun nipah. Atap umumnya berupa welit daun nipah atau seng. Atap genteng tidak disukai karena berat. Pola letak perumahan umumnya berderet memanjang. Bila ada dua deret, maka rumah-rumah yang ada di deret yang satu, akan dibangun menghadap pada deret yang lain, dan diantara dua deret rumah itu ada jalur jalan seperti jembatan, yang juga terbuat dari kayu. Suatu kampung dapat terdiri dari 4 deret rumah atau lebih. Menjelang tahun 1980-an rumah-rumah panggung seperti tersebut di atas makin menghilang. Penyebabnya, kecuali orang makin sulit mendapatkan kayu tancang atau kayu-kayu jenis lain yang dipandang baik untuk bangunan rumah, juga makin cepatnya laju pendangkalan laut sebagai akibat dari sedimentasi Lumpur yang setiap saat ditumpukkan oleh sunga0sungai yang ada di sebelah Utara Segara Anakan. Menghadapi situasi yang demikian itu, ada orang yang tidak mengganti tiang-tiang penopang rumahnya yang rusak dengan kayu, emalinkan kemudian meguruk kolong rumah panggungnya dengan tanah yang diambil dari Nusakambangan atau memanfaatkan tanah timbul. Sedikit demi sedikit, kolong rumah yang tadinya berupa ruangan yang berair, makin terisi dengan tanah. Akhirnya seluruh kolong rumah terisi dengan tanah. Keberhasilan menguruk kolong-kolong rumah itu kemudian ditiru oleh seluruh warga kampung. Bahkan kolong-kolong jembatan yang untuk jalan, secara gotong royong juga diurug, sehingga akhirnya seluruh areal tempat pemukiman itu menjadi daratan. Dewasa ini sudah sulit untuk mendapatkan rumah panggung yang berdiri di atas air laut. Bentuk atau model bangunan rumahpun banyak yang berubah, berganti dengan bentuk atau model rumah-rumah modern sebagaimana yang terdapat di kota-kota. Bahan-bahan bangunan rumah tidak lagi didominasi oleh bahan kayu. Bahan kayu umumnya hanya untuk kerangka atap dan kusen-kusen. Lantai yang dulu kayu sekarang telah diganti dengan semen atau keramik. Demikian pula dindingnya. Atap yang dulu berupa seng atau welit, sekarang umumnya berupa genteng dari tanah liat. Walaupun dalam bentuk dan bahan bangunan rumah telah banyak mengalami perubahan, tetapi dalam pola tata letak perumahan, terutama di pemukiman-pemukiman yang penghuninya yang bermata pencaharian sebagai nelayan, masih banyak yang mengikuti pola lama. Seperti telah disebutkan diatas, pola tata letak perumahan model lama adalah pola berderet. Dalam satu deret rumah-rumah menghadap kea rah yang sama. Dihadapan rumah-rumah itu ada jalan umum. Jalan ini juga akan menajdi patokan untuk menghadapkan rumah-rumah yang berada di deret di hadapannya, sehingga terbentuk pola tata letak perumahan dua deret dimana tengahnya terbentang jalur jalan umum. Untuk kepentingan kemudahan tranportasi air, dibelakang rumah-rumah yang berderet itu dibuat saluran air atau parit yang menghubungkan pemukiman itu ke laut. Dermaga-dermaga kecil terletak dibelakang rumah-rumah tinggal. Jadi kalau jalan darat berada di antara dua deret rumah yang saling membelakang (Ungkur-ungkuran, red : Bahasa Jawa ). Kondisi Geografis dan Ekologis Secara geografis posisi Kampung Laut atau Segara Anakan berada di sebelah Barat Kota Cilacap. Untuk menuju ke daerah itu kita dapat menggunakan perahu motor atau compreng, angkutan umum dari pelabuhan Sleko Cilacap dari arah timur dan bisa juga menggunakan pelabuhan majingklak atau kalipucang dari arah jawa barat, kampung laut juga bisa diakses melalui jalan darat melalui daerah Sitinggil(Rawajaya) menuju daerah Karang Anyar. Apabila anda dari arah barat sebaiknya menggunakan akses melalui pelabuhan Majingklak atau Kalipucang agar lebih dekat. Segara Anakan itu sendiri adalah suatu laguna yang dalam hubungannya dengan Samudera Hindia dipisahkan oleh pulau Nusakambangan. Akibat dari adanya Pulau Nusakambangan itu maka, keganasan ombak Samudera Hindia menjadi terhalang, sehingga keadaan perairan di Segara Anakan relatif tenang. Air laut Samudera Hindia masuk ke laguna ini melalui plawangan atau pintu selat Nusakambangan baik yang ada di ujung Timur maupun di ujung Barat. Di Segara Anakan, air laut Samudera Hindia itu bertemu dengan air tawar yang ditumpahkan oleh sungai-sungai yang mengalir dari daratan tinggi disebelah Utara, misalnya sungai Citandui, sungai Cibeureum, sungai Cikonde, sungai Cemeneng, dan lain-lain. Hutan Magrove Hutan Mangrove di Segara Anakan tergolong mempunyai diversitas vegetasi yang tinggi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari Pusat Studi Asia Pasifik (PSAP) UGM tahun 2001 – 2002, menunjukan bahwa di suatu kawasan hutan Mangrove di Segara Anakan, dapat ditemukan sekitar 30 spesies tumbuhan. Beberapa tumbuhan yang terdapat di hutan Mangrove di wilayah ini antara lain adal api-api (jenis avicenia yaitu : Avicenia Alba, Avecinia Marina, dan Avecenia Oficenalis), Bogem (Sconneratia Alba), bakau (ada dua macam yaitu Rizophora, Mucronata dan Rozophora Apiculata), tancang (Bruguirea sp), Nyirih (Xylocarpus Granatum), Nyuruh (Carberaodolam), nipah (Nypa Fructicans)dan lain-lain. Disamping itu juga masih termasuk tumbuh-tumbuhan Mangrove adalah jenis-jenis perdu seperti jrajon (Acanthus Ilicifolius), jrujon lanang (Acanthus Sp), krakas (Scripus Aurium), prepatan (Scripus Grossus), gadelan (Derris Heterophylla), wlingi (Fimbristttylis Feruginea) dan lain-lain. Sebagai ekosistem pasang surut, ekosistem hutan Mangrove akan didominasi air laut ketika air pasang, dan ketika air surut yang dominant adalah air tawar. Dengan demikian, komoditas hutan Mangrove mempunyai toleransi yang lebar terhadap perubahan salinitas. Hutan Mangrove di Segara Anakan merupakan habitat dari berbagai satwa liar. Kalau kita berlayar dengan menggunakan jakung (perahu kecil) atau compreng (perahu yang berukuran lebih besar yang dapat mengangkut belasan orang penumpang) menyusuri kanal-kanal di sela-sela hutan Mangrove yang oleh masyarakat setempat disebut kali atau lorongan. Ditempat itu kita sering berjumpa dengan berbagai satwa liar. Monyet-monyet yang bergelantungan dipohon bogem atau api-api, lingsang yang dengan lincahnya menyelam dan mengapung dia ir tepian kanal, atau berbagai jenis burung seperti bangau, kunthul, cikakak, supiturang yang berbulu indah dan lain-lain dapat kita temui. Sementara itu, perairan yang ada dibawah hutan Mangrove dapat dikatakan merupakan ekosistem yang kaya akan berbagai jenis plangton dan komonitas benthik yang produktifitas hasil laut yang tinggi. Jenis-jenis pohon tertentu di hutan Mnagrove (misalnya pohon bakau) dengan bentuk akarnya yang khas dapat berfungsi sebagai rumpon yang merupakan tempat yang cocok untuk pemisahan satwa liar. Oleh sebab itulah oleh para ahli biologi perairan Segara Anakan dapat dikatakan sebagai daerah asuhan (nursery ground) misalnya untuk berbagai jenis ikan, udang dan kepiting. Segara Anakan yang mempunyai dua plawangan (pintu)yaitu plawawangan timur dan plawangan barat di kedua ujung Pulau Nusakambangan, membuat kawasan ini mempunyai hubungan perairan yang langsung dengan Samudera Hindia. Pada waktu yang lalu, saat kedalaman perairan Segara Anakan dan plawangan-plawangannya masih cukup dalam, ikan-ikan pengembara (migratory species) dari berbagai lautan, banyak yang singgah di Segara Anakan. Mereka bersama-sama ikan-ikan lokal yang lain dapat memperoleh makanan di Segara Anakan. Bagaimana menuju kesana? Untuk menuju kesana ada beberapa jalan, baik lewat air maupun darat Pintu Barat: Entry point: Pelabuhan Kalipucang dan Majingklak Pintu Timur: Entry point: Pelabuhan Sleko Cilacap Selain itu bisa juga ditempuh melalui jalan darat akan tetapi belum memadai yaitu dari daerah Pasar Sitinggil Rawajaya Cilacap. Penginapan dan Makan: Penginapan: Area wisata alam kampung laut dibangun menggunakan sistim pengelolaan eko-wisata dimana sangat menjaga tradisi dan menjaga kelestarian alam, sehingga di wilayah ini mungkin akan jauh berbeda dengan tempat wisata lainya dimana anda dapat menemukan Hotel-hotel untuk tempat tinggal, akan tetapi didaerah ini anda tidak akan menemukanya, tapi jangan khawatir untuk maslah penginapan, anda bisa tinggal di rumah-rumah penduduk dengan harga sewa yang sangat terjangkau dan dan nyaman dengan atmosphere khas Kampung Laut. Makan: Ditepat anda tinggal anda bisa langsung memesan makanan yang anda inginkan sesuai dengan khas tradisi masakan kampung laut, jadi anda dapat membayar sewa kamar sekaligus makan. untuk oleh-oleh masyarakat juga telah menyediakan berbagai jenis makanan khas dan modern khas Kampung laut yang anda dapat peroleh dengan bantuan masyarakat setempat. Contact Person: Kamla Eco-Tourism Phone/sms : +6281325777573 email:iectravelnetwork@gmail.com Page: https://www.facebook.com/kamlaecotourism Kampung Laut adalah sebutan untuk seluruh pemukiman yang berada di Segara Anakan, yaitu kawasan perairan yang terletak di antara dar... Read More